Hamil kosong terjadi adalah ketika sel telur yang telah dibuahi tidak membelah dan membentuk embrio. Kondisi tersebut dikarenakan oleh kelainan kromosom, yang terjadi saat pembuahan sel telur. Hamil kosong (blighted ovum) juga dikenal dengan kehamilan anembrionik, yaitu terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak membelah dan membentuk embrio. Layaknya pada kehamilan biasa, sel tersebut menempel pada dinding rahim, namun akan menghilang dari kantung kehamilan. Lalu bagaimana kehamilan kosong bisa terjadi? Dan apakah kondisi tersebut memengaruhi kehamilan selanjutnya?
Penyebab Hamil Kosong
Untuk dapat memastikan apakah ibu hamil mengalami kehamilan kosong, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan USG kehamilan untuk melihat kantong janin terisi embrio atau tidak. Hamil kosong biasanya terjadi pada awal-awal kehamilan, yakni sekitar minggu ke-8 hingga minggu ke-13. Kondisi tersebut akan berakhir dengan keguguran atau kegagalan kehamilan.
Dilansir dari Mayo Clinic, penyebab hamil kosong belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi, para ahli memperkirakan kondisi tersebut salah satunya dipicu oleh kelainan kromosom yang terjadi saat pembuahan sel telur. Kelainan pada kromosom tersebut, dapat disebabkan oleh faktor genetik, ataupun buruknya kualitas sperma atau sel telur.
Ketika tubuh mengenali kondisi sel telur atau sperma tersebut gagal berkembang menjadi embrio, maka kehamilan pun akan dihentikan melalui proses kegagalan kehamilan atau keguguran. Di samping kelainan kromosom, risiko kehamilan kosong juga dapat meningkat, apabila pasangan suami istri memiliki hubungan darah dan kualitas sel telur maupun sel sperma buruk. Namun, perlu Anda ketahui bahwa tanda hamil kosong awalnya mirip dengan kehamilan normal.
-
Gejala Hamil Kosong
Hamil kosong adalah kondisi di mana pembentukan embrio gagal terjadi di dalam rahim. Kondisi tersebut bisa menimbulkan gejala keguguran. Berikut adalah beberapa gejala kehamilan normal yang juga bisa muncul saat mengalami hamil kosong, di antaranya seperti:
- Tes kehamilan hasilnya positif
- Terlambat haid
- Mual
- Muntah
- Payudara terasa nyeri
Dikutip dari laman American Pregnancy, hamil kosong atau anembrionik juga dapat menunjukkan hasil test pack yang positif karena pengaruh hormon hCG yang tetap ada dari plasenta meski embrionya tidak ada. Tetapi jika Anda mengalami hamil kosong, tanda-tanda tersebut tidak akan bertahan lama karena hormon kehamilan (HCG) dapat menurun drastis. Pada kondisi hamil kosong, gejala keguguran akan mulai terlihat sejak usia kehamilan 8-13 minggu. Dan gejala keguguran yang akan dirasakan meliputi keluarnya flek atau perdarahan dari vagina yang banyak, nyeri payudara yang menyurut hilang, hingga kram perut yang tidak tertahankan. Keguguran atau kegagalan kehamilan dapat terjadi bahkan sebelum penderita menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
Apakah hamil kosong dapat dipertahankan?
Saat mengalami hamil kosong, maka kehamilan tersebut tidak bisa dipertahankan. Tetapi, potensi memiliki anak setelah hamil kosong tetap ada. Para ahli pun mengungkapkan, suatu kegagalan dalam kehamilan, tidak mengindikasikan adanya kelainan pada ibu maupun ayah.
Umumnya, dokter akan menunggu hingga tiga kali keguguran terlebih dahulu, untuk melakukan pemeriksaan darah maupun tes genetik. Ibu yang pernah mengalami hamil kosong, tetap akan bisa mendapatkan kehamilan yang normal setelahnya. Lalu komplikasi hamil kosong dapat bertahan berapa minggu? Kondisi tersebut hanya bisa bertahan kurang lebih selama 8-13 minggu usia kandungan atau tiga bulan pertama kehamilan untuk selanjutnya mengalami keguguran.
Kapan waktu yang tepat untuk merencanakan kehamilan pasca hamil kosong?
Waktu tepat menunggu yang disarankan oleh para ahli, untuk kembali merencanakan kehamilan adalah hingga sang ibu kembali mendapatkan periode haid. Waktu tunggu ini diperkirakan adalah 4-6 minggu setelah keguguran terjadi, atau setelah ibu menjalani pengangkatan jaringan kehamilan. Dianjurkan bagi Anda, untuk hamil dalam jangka waktu enam bulan setelah mengalami keguguran.